Dinginnya
Perang Dingin
Perang dingin terjadi setelah perang dunia II berakhir. Perang antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Penyebabnya
adalah perpecahan antara Uni Soviet, AS dan Inggris. Setelah AS dan Uni Soviet
bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II, kedua belah pihak berbeda
pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian
masalah rekonstruksi negara-negara yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara
ketertiban dan keamanan dunia, dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi
yang diakibatkan oleh PD II. Amerika Serikat membentuk
aliansi militer NATO pada tahun
1949, sedangkan Uni Soviet juga membentuk Pakta
Warsawa pada tahun 1955. Beberapa
negara memilih untuk memihak salah satu dari dua negara adidaya ini, sedangkan
yang lainnya memilih untuk tetap netral dengan mendirikan Gerakan Non- Blok.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya
tidak akan berkembang. Peristiwa ini dinamakan Perang Dingin karena kedua
belah pihak tidak pernah terlibat dalam aksi militer secara langsung, namun
masing-masing pihak memiliki senjata
nuklir yang dapat menyebabkan
kehancuran besar.
Dalam
perang dingin ini menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Dampak
positifnya sendiri ada di bidang ekonomi, militer, sosial budaya, luar angkasa,
dan teknologi. Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan munculnya negara super
power. Dengan adanya super power, tentunya perekonomian dunia banyak dikuasai oleh
para pemegang modal. Mereka akan berlomba-lomba dalam meraup keuntungan yang
sebesar- besarnya debngan cara menginfestasikanmodal mereka ke negara-negara
berkembang yang upah buruhnya masih rendah. Pada bidang militer negara-negara
yang berseteru berlomba- lomba meningkatkan kekomplitan persenjataannya.
Sehingga bisa meningkatkan keamanan negaranya. Di bidang sosial budaya mulai
adanya HAM , maka rakyat semakin percaya dengan adanya negara demokrasi dan
berari berakhirnya penindasan terhadap kaum yang lemah. Bidang luar angkasa
negara yang bersetetu meluncurkan roket ke luar angkasa. Alhasil, kita jadi
tahu di planet mana kita tinggal, serta bentuknya bagaimana. Sedangkan dalam
bidang teknologi pemerintah mau mengeluarkan dana demi kemajuan IPTEK mereka.
Perang
dingin juga memberikan dampak negatif. Diantaranya adalah di bidang mitiler dan
bidang politik. Pada bidang militer mereka mengembangkan senjata nuklir.
Akibatnya masyarakat dunia mengalami ketakutan
akan adanya perang nuklir yang terjadi antara kedua negara yang
bersengketa tersebut. Sedang pada dampak bidang politik adanya perpecahan
antara Jerman Barat dan Jerman Timur.
Perang
dingin juga berdampak pada negara Indonesia. Yakni Sistem politik-ekonomi Indonesia
telah dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada masa Orde Lama. Sementara pada
masa Orde baru berkembang liberalisme-kapitalisme. Pada masa akhir dua
kepemimpinan di atas, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.
Posisi
Indonesia saat perang dingin memiliki Politik Luar Negeri “Bebas Aktif”.
Artinya Indonesia tidak memihak blok manapun dan aktif dalam mewujudkan
perdamaian dunia. Sikap Indonesia yang non blok
ditegaskan tidak mau adanya pangkalan militer Amerika Serikat & NATO di
wilayah Indonesia dan tidak mendukung keterlibatan Amerika Serikat di perang
Vietnam. Soekarno menolak
tegas pengaruh kedua negara yang hendak menjadikan Indonesia di bawah
kepemimpinannya menjadi ‘anjing peliharaan’ bagi kedua negara terkuat dunia
kala itu. Kebijakannya tersebut didampingi oleh sikap beraninya dalam
menghimpun pemimpin-pemimpin dunia ketiga untuk menyatakan sikap yang menolak
gerakan blok. Inisiatif Soekarno dalam menolak gerakan blok yang ada ditandai
dengan terselenggaranya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika. Walaupun
Soekarno menolak tegas Gerakan Blok, namun secara umum ia lebih condong ke
gerakan kiri yang terlihat berteman baik dengan negara-negara Komunis namun
garang terhadap negara Barat. Hal ini juga dipertegas dengan ketakutan Amerika
Serikat terhadap kepemimpinan Soekarno yang ditakutkan akan memperkuat pengaruh
Uni Soviet dan melemahkan posisinya. Di sisi lain, Soekarno mulai menunjukkan
sikap oportunisnya dengan memanfaatkan ‘hadiah’ berupa peralatan militer dari
Amerika Serikat dan juga Uni Soviet kala itu. Dengan cepat Soekarno dan
kebijakannya menjadi sangat disegani di dunia Barat, karena jika dipandang
dalam geopolitik kala itu, Indonesia di bawah Soekarno merupakan kekuatan Asia
yang paling ditakuti bersama dengan Cina dan Vietnam
Itulah
sejarah singkat tentang perang dingin yang terjadi beberapa tahun silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar