Rabu, 18 Februari 2015

Cold War

Dinginnya Perang Dingin
Perang dingin terjadi setelah perang dunia II berakhir. Perang antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Penyebabnya adalah perpecahan antara Uni Soviet, AS dan Inggris. Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah rekonstruksi negara-negara yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara ketertiban dan keamanan dunia, dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh PD II. Amerika Serikat membentuk aliansi militer NATO pada tahun 1949, sedangkan Uni Soviet juga membentuk Pakta Warsawa pada tahun 1955. Beberapa negara memilih untuk memihak salah satu dari dua negara adidaya ini, sedangkan yang lainnya memilih untuk tetap netral dengan mendirikan Gerakan Non- Blok.
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya tidak akan berkembang. Peristiwa ini dinamakan Perang Dingin karena kedua belah pihak tidak pernah terlibat dalam aksi militer secara langsung, namun masing-masing pihak memiliki senjata nuklir yang dapat menyebabkan kehancuran besar.
Dalam perang dingin ini menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Dampak positifnya sendiri ada di bidang ekonomi, militer, sosial budaya, luar angkasa, dan teknologi. Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan munculnya negara super power. Dengan adanya super power, tentunya perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka akan berlomba-lomba dalam meraup keuntungan yang sebesar- besarnya debngan cara menginfestasikanmodal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih rendah. Pada bidang militer negara-negara yang berseteru berlomba- lomba meningkatkan kekomplitan persenjataannya. Sehingga bisa meningkatkan keamanan negaranya. Di bidang sosial budaya mulai adanya HAM , maka rakyat semakin percaya dengan adanya negara demokrasi dan berari berakhirnya penindasan terhadap kaum yang lemah. Bidang luar angkasa negara yang bersetetu meluncurkan roket ke luar angkasa. Alhasil, kita jadi tahu di planet mana kita tinggal, serta bentuknya bagaimana. Sedangkan dalam bidang teknologi pemerintah mau mengeluarkan dana demi kemajuan IPTEK mereka.
Perang dingin juga memberikan dampak negatif. Diantaranya adalah di bidang mitiler dan bidang politik. Pada bidang militer mereka mengembangkan senjata nuklir. Akibatnya masyarakat dunia mengalami ketakutan  akan adanya perang nuklir yang terjadi antara kedua negara yang bersengketa tersebut. Sedang pada dampak bidang politik adanya perpecahan antara Jerman Barat dan Jerman Timur.
Perang dingin juga berdampak pada negara Indonesia. Yakni Sistem politik-ekonomi Indonesia telah dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada masa Orde Lama. Sementara pada masa Orde baru berkembang liberalisme-kapitalisme. Pada masa akhir dua kepemimpinan di atas, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.
Posisi Indonesia saat perang dingin memiliki Politik Luar Negeri “Bebas Aktif”. Artinya Indonesia tidak memihak blok manapun dan aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Sikap Indonesia yang non blok ditegaskan tidak mau adanya pangkalan militer Amerika Serikat & NATO di wilayah Indonesia dan tidak mendukung keterlibatan Amerika Serikat di perang Vietnam. Soekarno menolak tegas pengaruh kedua negara yang hendak menjadikan Indonesia di bawah kepemimpinannya menjadi ‘anjing peliharaan’ bagi kedua negara terkuat dunia kala itu. Kebijakannya tersebut didampingi oleh sikap beraninya dalam menghimpun pemimpin-pemimpin dunia ketiga untuk menyatakan sikap yang menolak gerakan blok. Inisiatif Soekarno dalam menolak gerakan blok yang ada ditandai dengan terselenggaranya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika. Walaupun Soekarno menolak tegas Gerakan Blok, namun secara umum ia lebih condong ke gerakan kiri yang terlihat berteman baik dengan negara-negara Komunis namun garang terhadap negara Barat. Hal ini juga dipertegas dengan ketakutan Amerika Serikat terhadap kepemimpinan Soekarno yang ditakutkan akan memperkuat pengaruh Uni Soviet dan melemahkan posisinya. Di sisi lain, Soekarno mulai menunjukkan sikap oportunisnya dengan memanfaatkan ‘hadiah’ berupa peralatan militer dari Amerika Serikat dan juga Uni Soviet kala itu. Dengan cepat Soekarno dan kebijakannya menjadi sangat disegani di dunia Barat, karena jika dipandang dalam geopolitik kala itu, Indonesia di bawah Soekarno merupakan kekuatan Asia yang paling ditakuti bersama dengan Cina dan Vietnam
Itulah sejarah singkat tentang perang dingin yang terjadi beberapa tahun silam.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar